Minggu, 25 April 2021

Sepercik Sejarah Tentang Douwes Dekker

Seorang keturunan Belanda yang membantu pergerakan nasional

Nama beliau adalah Ernest Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi yang lahir pada 8 Oktober 1879 di Pasuruan, Jawa Timur. Beliau dilahirkan dari keturunan campuran, ayah Belanda, ibu seorang Indo. Beliau meninggal pada 28 Agustus 1950 (umur 70) di Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

Pendidikan dasar Douwes Dekker ditempuh di Pasuruan. Sekolah lanjutan pertama-tama diteruskan ke HBS di Surabaya, lalu pindah ke Gymnasium Willem III, suatu sekolah elit di Batavia. Selepas lulus sekolah beliau bekerja di perkebunan kopi "Soember Doeren" di Malang, Jawa Timur. Di sana beliau menyaksikan perlakuan semena-mena yang dialami pekerja kebun. Beliau seringkali melakukan tindakan membela mereka. Tindakannya itu membuat beliau kurang disukai rekan-rekan kerja, namun disukai pegawai-pegawai bawahannya. Akibat konflik dengan manajernya, beliau dipindah ke perkebunan tebu "Padjarakan" di Kraksaan sebagai laboran. Sekali lagi, dia terlibat konflik dengan manajemen karena urusan pembagian irigasi untuk tebu perkebunan dan padi petani. Akibatnya, ia dipecat.

Dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker sempat depresi setelah dipecat harus kehilangan ibunya. Ia kemudian meninggalkan Hindia Belanda dan kemudian ke Afrika Selatan. Ia kemudian berkenalan dengan sastrawan India yang kemudian membuka pendangan Douwes Dekker mengenai perlakuan semena-mena pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu.

Douwes Dekker memutuskan untuk kembali ke Hindia Belanda (Indonesia) tahun 1902. Ia kemudian bekerja sebagai seorang wartawan di koran bernama De Locomotief. Ia banyak menulis mengenai kasus kelaparan di wilayah Indramayu. Tulisan-tulisannya sebagai jurnalis banyak mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial Belanda.

Sejak 15 September sampai 3 Oktober 1912, Douwes Dekker kemudian melakukan perjalanan propaganda di Pulau Jawa sebagai persiapan pendirian Indische Partij.

Di Surabaya, ia kemudian bertemu dengan Tjipto Mangunkusumo yang bersedia membantu, sedangkan di Bandung bertemu Suwardi Suryaningrat atau Ki Hadjar Dewantara dan Abdul Muis yang juga bersedia menyokong perjuangannya.

Di Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, oleh para pengurus Budi Utomo ia juga disambut baik.

Bersama Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker kemudian resmi mendirikan Indische Partij di Bandung pada 25 Desember 1912.

Ketiga orang itu kemudian dikenal sebagai tiga serangkai.

Pada tanggal 28 agustus 1950, Douwes Dekker akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Nama 'Setiabudi' diabadikan sebagai nama jalan di Bandung dan kemudian nama tempat di wilayah Jakarta. Beliau juga ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.


Sumber Referensi:

https://bobo.grid.id/amp/08675354/douwes-dekker-keturunan-belanda-yang-membantu-pergerakan-nasional

https://www.tribunnewswiki.com/2019/08/13/17-agustus-serial-sejarah-nasional-indische-partij

https://brainly.co.id/tugas/4387698#readmore


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kebijakan Politik Para Penguasa Indonesia

KOMPARASI KEBIJAKAN POLITIK PENGUASA-PENGUASA INDONESIA Latar Belakang Masalah Presiden secara umum merupakan istilah untuk seseorang yang m...