Rute
perdagangan terbesar yang berasal dari Chang’an (sekarang disebut Xian) di
timur dan berakhir di barat telah berjalan selama beberapa abad. Yaitu dari
abad ke-2 SM hingga akhir abad ke-14. Rute perdagangan ini yang menghubungkan
Cina dengan Kekaisaran Romawi. Jalur perdagangan ini dinamai dengan Jalan Sutra
karena sutra merupakan produk perdagangan utama di jalan itu. Pemberian nama
Jalan Sutra pada tahun 1877 oleh Ferdinand von Richthofen yang merupakan
seorang ahli geografi Jerman yang terkenal. Rute perdagangan kuno ini tidak
hanya didominasi oleh barang yang diperdagangkan, tetapi juga menjadi
pertukaran budaya yang dilakukan Cina, India, Persia, Arabia, Yunani dan Roma.
Jalan Sutra di Berbagai Dinasti
Jalan
Sutra dibuka oleh Zhang Qian di Dinasti Han Barat dan pada dinasti ini
merupakan awal dari pertumbuhan dan perkembangan Jalan Sutra. Pada masa Dinasti Tang, perkembangan pesat ekonomi
dan masyarakat menyebabkan jalan perdagangan ini terkenal dan pada dinasti ini
merupakan puncak kemakmuran dalam sejarah. Pada masa pemerintahan Dinasti Yuan,
Jalan Sutra mengalami periode perkembangan terakhirnya.
Jalan Sutra di Dinasti Han Barat
(206 SM – 24 M)
Zian
Qian memulai perjalanannya dari 139 SM hingga 129 SM untuk membuka Jalan Sutra
yang terkenal di dunia dengan ia melakukan perjalanan ke Kawasan Barat dua
kali. Di sepanjang jalur perdagangan ini terdapat banyak rintangan. Namun,
beberapa perang berhasil melawan Kaum Hun dengan Wei Qing dan Huo Qubling yang
merupakan jenderal terkenal di Dinasti Han dan yang memimpin peperangan
menyingkirkan rintangan di sepanjang jalan. Pada 60 SM, Dinasti Han mendirikan
Protektorat Daerah Barat di Wulei (sekarang dekat dengan Luntai) untuk mengawasi
dan melindungi perdangan sepanjang rute yang berada di daerah barat laut ini.
Jalur Sutra di Dinasti Han Timur
(25-220)
Pada
masa Dinasti Han Timur, Ban Cao dan Ban Yong melakukan beberapa ekspedisi ke
Wilayah Barat untuk menekan pemberontakan dan mendirikan kembali Wilayah Barat.
Karena di Wilayah Barat ini terdapat jalur perdagangan yang sangat penting dan
merupakan jalur yang sangat dihormati. Maka dari itu Ban Cao dan Ban Yong sangat
menjaga jalur perdagangan ini dengan memastikan perdamaian dalam perdagangan di
sepanjang rute kuno Jalur Sutra ini.
Jalan Sutra di Dinasti Tang
(618-907)
Keadaan
Jalan Sutra pada masa Dinasti Tang ini merupakan yang paling berpengaruh dalam
sejarah, karena terdapat kemakmuran yang besar sejak berdirinya dinasti ini.
Sehingga membawa perkembangan yang pesat bagi ekonomi masyarakat dan kemakmuran
mereka terjamin. Pada masa ini pula Jalan Sutra yang terkenal di dunia ini
berada pada titik puncak keemasannya. Setelah terjadi Pemberontakan Anshi
(755-762) di Dinasti Tang Jalan Sutra tidak lagi mengalami “Masa Keemasan”
pembangunannya.
Jalan Sutra di Dinasti Yuan (1271-1368)
Seiring
dengan pertumbuhan Kekaisaran Mongolia dan berdirinya Dinasti Yuan, Jalan Sutra
kembali lagi pada kekuatannya dan menjadi makmur sekali lagi. Rute perdagangan
Jalur Sutra menikmati era kejayaan terakhir selama periode Dinasti Yuan.
Penguasa
Mongol yang besar terjadi pada 1271 dengan Kublai Khan sebagai pendiri
Kekaisaran Mongolia-Yuan yang kuat (1271-1368) yang berada di Dadu (sekarang
disebut dengan Beijing). Wilayah kekaisaran sangat luas sehingga disebut juga
dengan batu besar dalam sejarah Tiongkok. Wilayah tersebut membentang sejauh
Mongolia dan Siberia di utara, Laut Cina Selatan di selatan, Tibet dan Yunnan
di barat daya, Rentang Stanovoi (Outer Khingan) dan Okhotsk di timur laut,
Xinjiang dan Asia Tengah di barat laut. Bahkan di wilayah Asia Barat dan Rusia
berada di bawah kekuasaan kekaisaran ini.
Pada
masa Kekaisaran Mongol berkuasa, keadaan Jalan Sutra menjadi lebih aman dan
nyaman daripada sebelumnya. Menjadi lebih mudah untuk dimasuki pengembara dan
pedagang baru lainnya. Karena sebelumnya Kekaisaran Mongol berhasil
menghancurkan sebagian besar pusat korupsi di sepanjang Jalan Sutra. Para
Kaisar Mongolia menyambut para pengembara Barat dengan senang hati dan tangan
terbuka, serta menunjuk beberapa orang asing yang berpangkat tinggi. Misalnya,
Kublai Khan memberi sambutan yang ramah kepada Marco Polo dan memberinya jabatan
yang tinggi di istana Kaisar. Pada saat itu, Kaisar Mongolia mengeluarkan
paspor VIP yang dikenal sebagai “Tablet Emas”. Merupakan paspor khusus dan bagi
yang memegangnya berhak untuk menerima makanan, kuda dan panduan di seluruh
kekuasaan Khan. Para pemegang paspor dapat dengan mudah dan bebas untuk
melakukan perjalanan dan perdagangan antara Timur dan Barat secara langsung di
Kerajaan Mongol.
Banyak
orang Barat utusan dari caravan Cina melakukan perjalanan di sepanjang rute
perdangan yang terkenal di dunia ini. Meskipun transportasi laut memiliki
pengaruh pada Jalur Sutra namun, jalan perdagangan kuno ini tidak bias bersaing
dengan bidang yang membantu kehancurannya.
Wisatawan
terkenal di Jalur Sutra: selama masa lalu sejarah Jalan Sutra, banyak orang
yang terkenal meninggalkan jejak mereka di rute perdagangan yang paling penting
secara historis, termasuk diplomat terkemuka, jenderal dan Biksu Agung. Mereka
menyeberangi gurun yang sepi dan Gobi, melewati padang rumput yang memburu dan
pergi melewati Pamir yang beku untuk menyelesaikan misi mereka atau menyadari
keyakinan mereka. Dan orang-orang terkenal itu diantaranya ialah:
1. Ban
Chao
2. Ban
Yong dan Fu Jiezi
3. Marco
Polo
4. Xuanzang
5. Zhang
Qian
Memori
di sepanjang Jalan Sutra yang memiliki banyak peristiwa besar yang terjadi di
rute kuno ini menjadikan jalur perdagangan ini mempunyai nilai penting secara
historis. Wisatawan terkenal di sepanjang jalan adalah mutiara sehungga
menjadikannya sangat indah. Sejumlah besar tentara memberikan hidup mereka
hanya untuk melindungi rute perdagangan kuno ini. Demikianlah merupakan
beberapa alasan mengapa Jalan Sutra masih menjadi harta yang sudah lama
dihormati.
Sumber referensi:
Translate HISTORY OF SILK ROAD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar